Kelangsungan gekan lompat gaya
straddle dapat dibagi ata awalan, tumpuan , melewati mistar dan mendarat.
a.
Awalan
Awalan lompatan tinggi
gaya straddle dilakukan dalam garis lurus yang menyerong dari permukaan depan
matras pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 200 - 300
dari garis lurus matras, tetapi dapat juga awalan tersebut berbentuk lengkungan
dengan sudut 450 – 55
0 terhadap letak mistar.
Kecepatan dalam melakukan awalan diperlukam untuk member
momentum terhadap badan untuk melewati mistar. Oleh sebab itu awaln dilakukan
dengan kecepatan yang cukup tinggi. Panjang awalan sebanyak delapan langkah
yang terdiri dari empat langkah terakhir lebih dari pada empat langkah yang
pertama. Agar selalu bertumpu pada titik tumpu yang tepat dianjurkan
menggunakan tanda-tanda. Kalau tumpuan dilakukan dengan kaki kiri, maka awalan
dimulai dari sebelah kiri bak lompat.
b.
Tolakan
Tolakan pada saat
melakukan tumpuan dilakukan dengan kuat agar menghasilkan gerakan naik yang
maksimal. Untuk mencapai ini, langkah terakhir agar lebih lebar dengan sikap
badan agak menengadah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantu mengangkat
titik berat badan lebih tinggi.
Sikap badan yang agak menengadah menyebabkan sudut tumpuan yang
besar. Sehingga akan mempermudah gerakan mengayun kaki yang juga membantu
gerakan ke atas. Gerakan kaki ayuna dalam keadaan luru tetapi tidak kaku.
Setelah kaki kanan ayunkan ke atas dan badan terangkat dengan
kaki tumpu lepas dari tanah, kaki ayun tersebut tidak lurus lagi. Ayunan kaki
lebih tinggi dari pada kepala dan melewati mistar lebih dalu dari badan yang
lain dan di usahakan agar lengan kiri tidak sampai ,menyentuh mistar.
c.
Bentuk badan saat melewati
mistar
Setelah mencapai titik
tonggi maksimum, badan diputar ke kiri penuh dengan kepala mendahului lewat
mistar. Perut dan dada menghadap ke bawah, kaki tumpuan yang semula bergantung,
ditarik dalam sikap kangkang pada saat ini kaki kanan sudah turun dan tngan
sudah bersiap-siap membantu mendarat.
d.
Mendarat
Setelah melewati
mistar, pelompat dapat langsung jatuh bertumpu pada punggung yang tidak
membahayakan. Tetapi kalau tempat pendaratan terbuat dari bak pasir pendaratan
dilakukan dengan kaki kanan( kaki ayun ) dan di bantu oleh kedua tangan. Kalau
badan akan di jatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak bagaian kanan
dan kemudian terus berguling.
Sumber :
ESENSI,“PENJAS
ORKES”:Halaman 17-18 untuk SMA/MA/SMK XI semester II